Dedi, seorang tukang cukur dari Bandung, menjadi sorotan setelah kabar tak biasa mengalir dari layar ponselnya. Nominal Rp156.800.000 masuk melalui Dana berkat scatter hitam Mahjong Ways 2 di Penjas69, mengubah malam biasa menjadi cerita yang lama diingat keluarga dan tetangga.
Setiap pagi di gang sempit Bandung Timur, bunyi gunting dan gurauan pelanggan jadi musik pembuka hari bagi Dedi. Ia menata kursi kayu, membasahi ujung rambut, dan memoles garis rambut dengan sabar. Upahnya kecil namun konsisten. Sore hari, ketika lampu jalan menyala, ia menutup tirai plastik kios mungilnya sambil menghitung receh untuk belanja esok. Hidup sederhana itu ia jalani tanpa banyak mengeluh, sebab baginya keterampilan dan kejujuran adalah modal yang paling mahal.
Suatu malam selepas hujan, Dedi menyalakan ponsel bututnya dan membuka Penjas69 karena obrolan warung kopi yang ramai tentang Mahjong Ways 2. Ia mengira hanya sebentar mengusir kantuk. Namun beberapa putaran kemudian, simbol-simbol yang tak ia hafal benar mulai berbaris rapi. Saat scatter hitam berkilat di layar, dada Dedi berdebar seperti menahan napas dari pelanggan pertama sampai pelanggan terakhir. Ia menatap layar seolah takut berkedip, dan momen itu menancap kuat dalam ingatannya.
Detik berikutnya, notifikasi Dana terdengar nyaring. Angka Rp156.800.000 terpampang jelas, membuat Dedi ragu apakah ini sekadar bug. Ia mengecek ulang koneksi, me-restart ponsel, dan tetap menemukan nominal yang sama. Tangannya bergetar, bibirnya kering, dan ia memanggil istrinya untuk menyaksikan bersama. Mereka duduk berdampingan menatap layar kecil, lama, hingga akhirnya sepakat berdoa pelan, berterima kasih atas rezeki yang datang tak disangka-sangka.
Anak sulungnya berteriak kegirangan, sementara si bungsu bertanya polos apakah mereka bisa membeli sepeda bekas yang lama diidamkan. Istrinya mengusap air mata, separuh bahagia separuh cemas, mengingat betapa derasnya kabar bisa membuat iri. Mereka memutuskan untuk tetap tenang, menjaga sikap dan tidak merayakan berlebihan. Pagi berikutnya Dedi tetap membuka kios jam enam, seolah tak terjadi apa-apa, menata sisir dan kain pel masih dengan rutin yang sama.
Dedi menuliskan rencana di buku catatan: ganti kursi dan cermin, tambah lampu agar garis potong lebih presisi, sisihkan dana pendidikan dan biaya kesehatan, lunasi utang kecil pada warung Hj. Neneng, lalu tabung sisanya. Ia juga ingin merenovasi atap kios yang sering bocor. Bukan soal gaya atau pamer, melainkan kenyamanan pelanggan. Ia percaya rezeki harus diputar pada hal-hal yang memperbaiki hidup dan membawa manfaat untuk sekitar.
Kabar yang disimpan rapat tetap menyelinap melalui celah percakapan. Beberapa pelanggan memuji keberuntungan, sebagian lain mengajak Dedi 'coba lagi' malam nanti. Dedi memilih tersenyum, menolak halus, dan mengalihkan obrolan ke potongan rambut undercut atau gaya klasik. Ia tak ingin terseret euforia. Ia tahu, hidupnya dibangun dari potongan demi potongan, bukan dari kejutan yang belum tentu datang dua kali.
Bagi Dedi, aplikasi pembayaran digital bukan sekadar alat, melainkan jembatan yang mempercepat urusan. Proses yang aman dan cepat membuatnya percaya untuk menyimpan sebagian dana secara bertahap. Ia belajar fitur demi fitur, dari dompet digital sampai pembayaran tagihan. Semakin ia paham, semakin yakin bahwa literasi finansial sederhana memberi kendali lebih besar atas masa depan keluarga.
Nama Penjas69 disebut orang-orang kampung dengan napas berbisik, antara penasaran dan tak percaya. Dedi tidak ingin menggurui siapa pun. Ia sekadar mengingatkan bahwa kebetulan bisa datang kapan saja, dan bagian paling sulit justru menjaga akal tetap jernih setelah itu. Scatter hitam di layar mungkin menyala sekali, sementara kewarasan harus menyala setiap hari.
Di akhir cerita, Dedi menutup kios lebih awal hanya untuk mengantar anaknya ke toko buku. Ia membeli kamus bahasa dan penggaris, memotret senyum yang lama tak ia lihat selebar itu. Ia berjanji pada diri sendiri: tetap menjejak tanah, tetap menata rambut dengan tangan yang sama, dan tetap pulang dengan rasa syukur. Kalau pun esok tak ada notifikasi lagi, hidupnya tetap penuh alasan untuk dilanjutkan.