Yanto, seorang sopir truk dari Semarang, menjadi sorotan setelah kabar tak biasa mengalir dari layar ponselnya. Nominal Rp182.450.000 masuk melalui GoPay berkat scatter hitam Mahjong Ways 2 di Penjas69, mengubah malam biasa menjadi cerita yang lama diingat keluarga dan tetangga.
Yanto menghafal kilometer seperti menghafal tanggal lahir. Ia sering berhenti di SPBU untuk kopi hitam, meluruskan punggung yang pegal, lalu melanjutkan perjalanan. Jalan adalah kantor, klakson adalah bel, dan istirahat adalah kemewahan.
Malam itu, Yanto memarkir truk di rest area. Ia membuka ponsel, mengecek pesan istri, lalu tersangkut di obrolan grup sopir tentang Penjas69. Ia mencoba beberapa putaran di Mahjong Ways 2 sambil menunggu kantuk dititipkan di kursi kemudi.
Ketika tiga simbol hitam berhenti rapi, Yanto menatap layar lebih dekat. Notifikasi GoPay menyusul dengan Rp182.450.000. Ia mematikan dan menyalakan lagi ponsel, seperti memeriksa lampu sein. Angka itu tetap di sana, membuatnya tersenyum sendiri di tengah deru mesin yang perlahan padam.
Ia menelpon istrinya. Mereka menghitung keperluan: perbaikan atap rumah, biaya sekolah anak, dan sedikit untuk memperbaiki set radio truk yang sejak lama rusak. Tak ada teriakan atau pesta, hanya doa dan rencana yang disusun seperti rute pengiriman.
Pagi harinya, Yanto kembali melaju. Ia tetap menyalakan lampu jarak jauh di tikungan, tetap memelankan laju di jembatan. Jalan panjang tidak peduli saldo, ia tetap menuntut fokus. Di situ Yanto merasa damai: keberuntungan datang, tapi kebiasaan baik yang membuatnya sampai.
Di sela isi BBM, Yanto memindahkan sebagian dana ke rekening keluarga dan mencatat pengeluaran di ponsel. GoPay menjadi pengingat kecil untuk tidak tergoda belanja yang tidak perlu. Ia percaya hal-hal baik bertahan kalau disertai catatan.
Rekan-rekan sopir bertanya kapan 'main lagi'. Yanto menjawab bahwa ia memilih jeda. Baginya, keseimbangan adalah rem paling penting. Ia tidak ingin hidup yang sudah stabil tergelincir oleh langkah yang tergesa.
Menjelang senja, Yanto memarkir truk di gudang. Ia menatap langit, merasa lega. Di balik cerita angka besar, ia tetap sopir truk yang mencintai jalan dan keluarga yang menunggunya di ujung segala rute.