Lastri, seorang ibu penjual nasi pecel di pasar tradisional Madiun, mendadak jadi sorotan setelah saldo GoPay-nya bertambah Rp202.500.000. Uang itu datang dari scatter hitam Mahjong Ways 3 di Penjas69. Bagi Lastri yang setiap hari mengandalkan dagangan pecel untuk menyambung hidup, kabar ini bagaikan mimpi yang tak pernah ia bayangkan.
Setiap dini hari, Lastri sudah sibuk menanak nasi, menyiapkan sayuran rebus, dan meracik sambal kacang khas Madiun. Dengan bakul di kepalanya, ia menuju pasar untuk membuka lapak kecil di sudut jalan. Para pembeli, mulai dari buruh, pedagang, hingga sopir becak, kerap mengantri untuk menikmati pecel buatannya yang terkenal lezat.
Meski dagangannya laris, keuntungan yang diperoleh Lastri sering kali hanya cukup untuk kebutuhan harian. Bayar listrik, uang sekolah anak, dan biaya sewa lapak sering membuatnya pusing. Namun ia tak pernah kehilangan semangat, selalu menyambut pembeli dengan senyum.
Pada suatu pagi setelah pulang dari pasar, Lastri duduk di rumah kecilnya. Ia membuka ponsel untuk sekadar hiburan. Anak sulungnya pernah mengenalkan Penjas69, dan kali itu ia mencoba. Putaran demi putaran berlalu, tiba-tiba scatter hitam muncul. Layar ponsel bergetar, notifikasi GoPay berbunyi dengan angka Rp202.500.000.
Lastri terdiam. Ia sempat mengira itu hanya error. Namun setelah dicek berulang, angka itu tetap ada. Air matanya menetes, ia segera memanggil anak-anaknya untuk ikut menyaksikan momen langka tersebut.
Suaminya yang bekerja sebagai tukang becak tak bisa berkata apa-apa selain mengucap syukur. Anak-anaknya meloncat kegirangan. Mereka bercanda meminta dibelikan pakaian baru, buku sekolah, dan sepeda. Malam itu, rumah kecil mereka penuh tawa dan tangis bahagia.
“Ini bukan cuma uang, ini harapan baru,” ucap Lastri sambil memeluk anak bungsunya. Baginya, kebahagiaan terbesar adalah melihat keluarganya bisa merasa aman untuk masa depan.
Keesokan harinya, pasar tradisional heboh. Sesama pedagang saling berbisik, pelanggan bertanya-tanya, dan lapak Lastri semakin ramai. Banyak yang datang bukan hanya untuk membeli pecel, tetapi juga ingin melihat langsung sosok yang sedang viral itu. Warung kopi di dekat pasar penuh dengan obrolan soal scatter hitam dan saldo GoPay Lastri.
“Pecelnya enak, rejekinya juga enak,” celetuk seorang pelanggan sambil tertawa. Lastri hanya tersenyum malu, mencoba tetap rendah hati.
Lastri sadar uang besar bisa membuat orang lengah. Ia dan suaminya duduk bersama membuat rencana: memperbaiki rumah agar tak bocor, membeli gerobak baru untuk dagang, menabung untuk pendidikan anak-anak, serta melunasi utang di warung tetangga. Ia juga bertekad menyisihkan sebagian untuk membantu saudara yang kurang mampu.
“Rejeki ini harus dibagi supaya berkah,” katanya dengan yakin. Ia percaya bahwa berbagi akan membuat hatinya lebih tenang.
Sebelum ini, Lastri hanya mengandalkan uang tunai. Kini, dengan saldo besar di GoPay, ia belajar cara transfer, menabung, dan membayar tagihan dari ponsel. Ia merasa lebih aman karena tidak perlu lagi menyimpan uang banyak di rumah. Dunia digital yang dulu terasa asing kini memberi rasa nyaman.
Ia bahkan mulai mengajari anak sulungnya cara mengatur keuangan lewat aplikasi. “Biar nanti nggak bingung kalau sudah besar,” katanya.
Kisah Lastri membuat nama Penjas69 cepat populer di Madiun. Pedagang sayur, penjual ayam, hingga pembeli setia ramai membicarakan scatter hitam Mahjong Ways 3. Ada yang penasaran ingin mencoba, ada yang sekadar kagum. Bagi Lastri, semua itu hanya bonus. Baginya, kerja keras tetap menjadi kunci utama kehidupan.
Meski kini memiliki uang ratusan juta, Lastri tetap ingin berjualan pecel. “Ini pekerjaan yang saya cintai. Pecel bukan hanya sumber nafkah, tapi juga identitas saya,” ujarnya. Harapannya sederhana: anak-anak bisa sekolah setinggi mungkin, keluarganya hidup lebih layak, dan dagangannya tetap jadi bagian dari cerita pasar Madiun.