Kuli Bangunan Jakarta Barat syok, Rp214.800.000 OVO muncul setelah scatter hitam Mahjong Ways 2 dari Penjas69

Udin, seorang kuli bangunan di Jakarta Barat, sudah lebih dari sepuluh tahun menghabiskan hidupnya dengan mengangkat semen, batu bata, dan besi di berbagai proyek. Tubuhnya kurus tapi kekar, wajahnya legam karena terpapar matahari. Hidupnya sederhana, hanya cukup untuk membiayai makan harian dan sedikit tabungan. Namun suatu siang di sela istirahat kerja, Udin mendadak viral setelah saldo OVO-nya bertambah Rp214.800.000 berkat scatter hitam Mahjong Ways 2 dari Penjas69.

Keringat dan Debu Proyek

Setiap hari Udin tiba di lokasi proyek sejak subuh. Dengan helm lusuh dan sepatu karet, ia mengangkut bahan bangunan dari truk ke lantai atas. Suara mesin molen, teriakan mandor, dan dentuman besi sudah jadi musik sehari-hari. Upahnya harian, cukup untuk membeli lauk sederhana dan membayar kontrakan kecil di pinggir kota.

Meski pekerjaan berat, Udin jarang mengeluh. Ia hanya sering berandai-andai bisa punya tabungan lebih agar keluarganya tidak selalu dihantui rasa cemas setiap akhir bulan.

Istirahat yang Tak Terduga

Siang itu, saat teman-temannya tidur di bawah pohon, Udin membuka ponsel. Ponsel itu sederhana, retak di bagian layar, tapi masih bisa dipakai. Ia mencoba bermain Penjas69, aplikasi yang baru dikenalnya dari seorang teman proyek. Putaran demi putaran, tiba-tiba scatter hitam muncul. Tak lama kemudian, saldo OVO-nya menampilkan angka Rp214.800.000.

Udin terdiam. Ia mengira ponselnya error. Ia menutup aplikasi, membukanya lagi, dan angka itu tetap ada. Tangannya bergetar, napasnya tersengal, lalu ia berteriak kecil memanggil temannya. Teman-temannya pun tercengang, tak percaya apa yang mereka lihat.

Kabar yang Mengguncang Proyek

Dalam hitungan menit, seluruh pekerja proyek tahu kabar itu. Mandor sampai menghampiri Udin, menepuk bahunya sambil berkata, “Kamu harus bijak, Din.” Ada yang kagum, ada yang iri, tapi semua sepakat itu rezeki luar biasa. Suasana proyek yang biasanya penuh keluhan berubah jadi penuh canda tawa.

Seorang rekan bahkan bercanda, “Udin nggak perlu ngangkat semen lagi, sekarang bisa jadi juragan.” Udin hanya tertawa, meski dalam hati ia masih sulit menerima kenyataan.

Keluarga yang Menyambut Haru

Malamnya, Udin pulang dengan wajah berbeda. Ia langsung menunjukkan saldo OVO ke istrinya. Sang istri menutup mulutnya sambil menangis, sementara anak-anak mereka berlarian kegirangan. Si sulung yang sudah lama ingin laptop untuk sekolah online kini melihat harapan nyata. Si bungsu hanya minta dibelikan sepeda baru.

Rumah kontrakan kecil itu malam itu dipenuhi doa syukur. Mereka makan malam sederhana dengan rasa yang jauh lebih nikmat daripada biasanya.

Rencana Mengelola Rezeki

Udin tahu uang besar bisa cepat habis. Ia dan istrinya menulis daftar di kertas: melunasi utang lama, memperbaiki rumah orang tua di kampung, membeli rumah sederhana agar tidak terus mengontrak, serta menabung untuk pendidikan anak-anak. Ia juga berniat menyisihkan sebagian untuk membantu saudara dan tetangga yang kesulitan.

“Uang ini titipan, harus digunakan sebaik-baiknya,” katanya tegas. Baginya, rezeki yang datang mendadak harus dibagi agar berkah.

OVO dan Dunia Baru

Sebelumnya Udin hanya tahu tarik tunai dari bank. Kini, dengan saldo besar di OVO, ia mulai belajar transfer digital, membayar tagihan listrik, bahkan menabung otomatis. Ia merasa lebih aman karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar. Dunia baru terbuka, membuatnya semakin yakin untuk mengatur hidup lebih baik.

Ia juga mengajari istrinya menggunakan aplikasi tersebut. “Biar sama-sama bisa pegang, jangan saya sendiri,” ujarnya. Dengan begitu, mereka berdua bisa bersama-sama mengatur keuangan keluarga.

Penjas69 Jadi Perbincangan

Kisah Udin membuat nama Penjas69 ramai dibicarakan di proyek-proyek sekitar Jakarta Barat. Banyak kuli bangunan lain penasaran, ada yang sekadar salut, ada yang ingin mencoba. Scatter hitam Mahjong Ways 2 jadi legenda baru di kalangan pekerja keras yang sehari-hari bergelut dengan semen dan pasir.

Meski begitu, Udin tetap rendah hati. “Saya tetap kerja. Kalau saya berhenti, siapa yang nafkahi keluarga?” katanya. Baginya, uang itu bonus, tapi kerja keras adalah jati diri.

Harapan Udin

Dengan rezeki ini, Udin hanya berharap anak-anaknya bisa sekolah lebih tinggi dan istrinya tidak lagi pusing memikirkan biaya dapur. Ia ingin punya rumah yang layak, tidak bocor tiap hujan, dan bisa tidur tanpa khawatir besok ada uang atau tidak. Udin tahu, perjalanan hidupnya masih panjang, tapi malam itu ia merasa Tuhan menunjukkan jalan baru untuk keluarganya.